BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam sejarah kehidupan
manusia, manusia tidak pernah luput dari proses sosial karena pada hakikatnya
manusia adalah makhluk sosial yang hidup saling berinteraksi dengan sesamanya.
Kebutuhan manusia akan berkomunikasi merupakan kebutuhan yang sangat vital, di
sinilah manusia sebagai makhluk yang berbudaya, memiliki pandangan hidup, serta
agama dan keterampilan, mempunyai naluri untuk mengungkapkan gagasan atau
pemikiran dalam mengembangkan kehidupan dunia ini.
Retorika adalah salah
satu wahana dalam mengembangkan keterampilan berbahasa dan berkomunikasi.
Dengan kata lain, manusia memang dituntut untuk dapat berkomunikasi dengan
baik. Selain itu, manusia juga perlu mengungkapkan diri lewat bahasa untuk
menjaga eksistensinya sebagai makhluk sosial yang berbudaya.
1.2 Defenisi Retorika
Manusia mesti berbicara berdasarkan seni berbicara yang
dikenal dengan istilah retorika. Retorika adalah seni
berkomunikasi secara lisan yang dilakukan oleh seseorang kepada sejumlah orang
secara langsung bertatap muka. Oleh karena itu, istilah retorika seringkali
disamakan dengan istilah pidato.
Dalam Bahasa Yunani ῥήτωρ, rhêtôr, orator, teacher), retorika
adalah sebuah teknik pembujuk-rayuan secara persuasi untuk menghasilkan bujukan
dengan melalui karakter pembicara, emosional atau argumen (logo). Plato secara
umum memberikan defenisi terhadap retorika sebagai suatu seni manipulatif
yang bersifat transaksional dengan menggunakan lambang untuk mengidentifikasi
pembicara dengan pendengar melalui pidato, dan yang dipersuasi saling bekerja
sama dalam merumuskan nilai, kepercayaan dan pengharapan mereka. Ini yang
dikatakan Kenneth Burke (1969) sebagai substansi dengan penggunaan media oral
atau tertulis.
Dalam ajaran retorika
Aristoteles, terdapat tiga teknis alat persuasi (mempengaruhi) politik yaitu
·
Deliberatif,
memfokuskan diri pada apa yang akan terjadi dikemudian bila diterapkan sebuah
kebijakan saat sekarang
·
Forensik ,
lebih memfokuskan pada sifat yuridis dan berfokus pada apa yang terjadi pada
masa lalu untuk menunjukkan bersalah atau tidak, pertanggungjawaban atau
ganjaran.
·
Demonstratif,
memfokuskan pada wacana memuji dengan
tujuan memperkuat sifat baik atau sifat buruk seseorang, lembaga maupun
gagasan.
1.3 Tujuan Retorika
ü Membuat Kebaikan (Plato)
ü Menebalkan kesetiaan akan nilai-nilai
ü Membentuk
manusia terdidik yang mampu ber empati
ü Mempersuasi diri agar layak mempengaruhi orang
lain
ü Membina perkembangan saling pengertian
(Richard)
1.4 Fungsi Retorika
- Membimbing penutur mengambil keputusan yang tepat.
- Membimbing penutur secara lebih baik memahami masalah kejiwaan manusia
pada umumnya dan kejiwaan penanggap tutur yang akan dan sedang dihadapi.
- Membimbing penutur menemukan ulasan yang baik.
- Membimbing penutur mempertahankan diri serta mempertahankan kebenaran
dengan alasan yang masuk akal.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pentingnya
Seni Berbicara (Retorika)
Terkadang kita
sering tidak sadar seberapa pentinghkah berbicara dalam kehidupan kita. Banyak
orang berbicara semaunya, seenaknya tanpa memikirkan apa isi dari pembicaraan
mereka tersebut. Sebenarnya berbicara mempunyai artian mengucapkan kata atau
kalimat kepada seseorang atau sekelompok orang, untuk mencapai tujuan tertentu
(misalnya memberikan informasi atau memberi motivasi). Tapi sering kali kita
mengalami kesulitan dalam mengungkapakan maksud dan isi pikiran kita kepada
orang lain. Bahkan sering pula maksud yang kita sampaikan berbeda dengan yang
ditangkap oleh pendengar.
Oleh karena itu
berbicara sangatlah penting karena yang membedakan manusia dari hewan maupun
makhluk lainnya adalah kesanggupan berbicara. Manusia adalah makhluk yang
sanggup berkomunikasi lewat bahasa dan berbicara. Tetapi yang lebih mencirikan
hakikat manusia sebagai manusia penuh adalah kepandaian dan keterampilan dalam
berbicara. Pengetahuan bahasa saja belum cukup! Kebesaran dan kehebatan
seseorang sebagai manusia juga ditentukan oleh kepandaiannya dalam berbahasa,
oleh keterampilannya dalam mengungkapkan pikiran secara tepat dan meyakinkan.
Seni keterampilan berbicara sering disebut dengan Retorika.
Quintilianus,
seorang bapak ilmu retorika berkebangsaan Romawi mengatakan, “Hanya orang yang
pandai bicara adalah sungguh-sungguh manusia.” Di dalam dunia musik ada lelucon
yang berbunyi, “Bermain piano itu tidak
sulit! Orang hanya menempatkan jari yang tepat, pada saat yang tepat, di atas
tangga nada yang tepat.”
Lelucon dari
dunia musik diatas juga dapat dikenakan ke dalam ilmu retorika : ”Berbicara itu
sama sekali tidak sulit! Orang hanya harus mengucapkan kata-kata yang tepat,
pada saat yang tepat, kepada pendengar yang tepat.”
Memang untuk
terampil dalam berbicara tidaklah semudah itu.Untuk menjadi seorang yang pandai
bicara, dibutuhkan latihan yang sistematis dan tekun. Sejarah sudah
membuktikannya! Orang-orang kenamaan seperti : Demosthenes, Cicero, Napoleon Bonaparte, winston Churchill, Adolf
Hitler, J.F Kennedy, Marthin Luther King adalah orang-orang yang menjadi
retor terkenal lewat latihan tang teratur, sistematis dan tekun.
2.2 Lalu Mengapa Kita Perlu Mempelajari Retorika ?
Sering orang
mengatakan, ”Dia tahu banyak, hanya tidak dapat mengungkapkan dengan baik. Dia
tidak dapat mengungkapkan pikirannya secara meyakinkan.” Sangatlah menyedihkan,
apabila orang memiliki pengetahuan yang berguna, tetapi tidak dapat
mengkomunikasikannya secara mengesankan dan meyakinkan kepada orang lain. Hal
tersebut merupakan salah satu contoh mengapa retorika itu perlu.
Retorika
berarti kesenian untuk berbicara baik (Kunst, gut zu redden atau Ars bene
dicendi), yang dicapai berdasarkan bakat alam (talenta) dan keterampilan teknis
(ars, techne). Sekarang ini retorika diartikan sebagai kesenian untuk berbicara
baik , yang dipergunakan dalam proses komunikasi antarmanusia.
Kesenian
berbicara ini bukan hanya berarti berbicara lancar tanpa jalan pikiran yang
jelas dan tanpa isi, melainkan suatu kemapuan untuk berbicara dan berpidato
secara singkat, jelas, padat dan mengesankan.
Retorika modern
mencakup ingatan yang kuat, daya kreasi dan fantasi yang tinggi, teknik
pengungkapan yang tepat dan daya pembuktian serta penilaian yang tepat.
Retorika modern adalah gabungan yang serasi antara pengetahuan, pikiran,
kesenian, dan kesanggupan berbicara.
Dalam bahasa
percakapan atau bahasa populer, retorika berarti pada tempat yang tepat, pada
waktu yang tepat, atas cara yang lebih efektif, mengucapkan kata-kata yang
tepat, benar dan mengesankan. Itu berarti kita harus dapat berbicara jelas,
singkat dan efektif. Jelas supaya mudah dimengerti; singkat untuk
menghemat waktu dan sebagai tanda kepintaran; dan efektif karena apa gunanya
kalau berbicara tidak membawa efek?
Dalam konteks
ini sebuah pepatah Cina mengatakan, ”Orang yang menembak banyak belum tentu
seorang penembak yang baik, dan Orang yang berbicara banyak tidak selalu
berarti seorang yang pandai bicara.”.
2.3 Alasan untuk Mempelajari Retorika
Ø Quintilianus
mengatakan : ”Tidak ada anugrah yang lebih indah, yang diberikan oleh
para dewa, daripada keluhuran berbicara.”
Ø St.
Agustinus, yang juga seorang retor, mengatakan : ”Kepandaian berbicara
adalah seni yang mencakup segala-galanya.”
Ø Sebuah
pepatah tua mengatakan, ”Berbicaralah, supaya saya dapat melihat dan
mengenal anda.”
Ø Martin
Luther berpendapat, ”Siapa yang pandai berbicara adalah seorang
manusia; sebab berbicara adalah kebijaksanaan; dan kebijaksanaan adalah
berbicara.”
Ø Di
atas selembar Papirus yang ditemukan di dalam sebuah makam tua di
Mesir tertulis, ”Binalah dirimu menjadi seorang ahli pidato, sebab dengan tiu
engkau akan menang.”
2.4 Lalu Mengapa Kita Perlu Belajar Retorika? Mengapa Kita Mau Menguasai Ilmu Pandai Bicara?
Di dalam
masyarakat umumnya dicari para pemimpin atau orang-orang berpengaruh, yang
memiliki kepandaian di dalam hal berbicara. Juga di bidang-bidang lain seperti
perindustrian, perekonomian dan bidang sosial, kepandaian berbicara atau
keterampilan mempergunakan bahasa secara efektif sangat diandalkan.
Menguasai
kesanggupan berbahasa dan keterampilan berbicara menjadi alasan utama
keberhasilan orang-orang terkenal di dalam Sejarah Dunia seperti : Demosthenes,
Socrates, J. Caesar, St. Agustinus, St. Ambrosius, Martin Luther, Martin Luther
King, J.F Kennedy, Soekarno dan lain-lain.
Dalam Sejarah
Dunia justru kepandaian berbicara atau berpidato merupakan instrumen utama
untuk mempengaruhi massa. Bahasa dipergunakan untuk meyakinkan orang lain.
Ketidakmampuan dalam mempergunakan bahasa,membuat ketidakjelasan dalam
mengungkapkan masalah atau pikiran dapat membawa dampak negatif dalam hidup dan
karya seorang pemimpin. Oleh karena itu, pengetahuan tentang retorika dan ilmu
komunikasi yang memadai akan membawa keuntungan bagi pribadi bersangkuatan
dalam beberapa bidang tertentu.
Banyak pria dan
wanita dalam Sejarah memperoleh suskes besar dalam hidup dan kariernya sebagai
pemimpin, berkat penguasaan ilmu retorika. Sebab penguasaan teknik berbicara
akan mempertinggi kepercayaan terhadap diri dan memberi rasa pasti kepada
orang yang bersangkutan. Bagi para pemimpin, retorika adalah alat penting untuk
mempengaruhi dan menguasai manusia. Bagi para penjual, kepandaian berbicara
merupakan sarana penting untuk menjual-belikan barang dagangannya.
Barangsiapa
yang menguasai ilmu retorika dan mempergunakannya secara wajar akan mendapat
sukses dalam hidup dan karyanya !
2.5 Pembagian Retorika
1. Monologika
Monologika adalah ilmu tentang seni berbicara
secara monolog, di mana hanya seorang yang berbicara. Bentuk-bentuk yang
tergolong dalam monologika adalah pidato, kata sambutan, kuliah, makalah,
ceramah, dan deklamasi.
2. Dialogika
Dialogika adalah ilmu tentang seni berbicara
ssecara dialog, di mana dua orang atau lebih berbicara atau mengambil bagian
dalam satu proses pembicaraan. Bentuk dialogika yang penting adalah diskusi,
tanya jawab, peerundingan, percakapan, dan debat.
3. Pembinaan Teknik Bicara
Efektivitas monologika dan dialogika tergantung
juga pada teknik bicara. Teknik bicara merupakan syarat bagi retorika. Oleh
karena itu, pembinaan teknik bicara merupakan bagian yang penting dalam
retorika. Dalam bagian ini perhatian lebih diarahkan pada pembinaan teknik
bernafas, teknik mengucap, bina suara, teknik membaca, dan bercerita.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Retorika sangat perlu dipelajari karena
merupakan sarana untuk mengungkapkan gagasan ataupun pemikiran mengingat bahwa
manusia itu adalah makhluk sosial yang tidak luput dari pertolongan, interaksi
dan komunikasi dengan sesamanya.selain itu, alasan lain mengapa kita perlu mempelajari
retorika karena di dalam masyarakat umumnya dicari para pemimpin atau
orang-orang berpengaruh, yang memiliki kepandaian di dalam hal berbicara. Juga
di bidang-bidang lain seperti perindustrian, perekonomian dan bidang sosial,
kepandaian berbicara atau keterampilan mempergunakan bahasa secara efektif
sangat diandalkan.
3.2
Saran
Semoga makalah yang kami susun ini dapat
bermanfaat dan dijadikan referensi bagi pembaca. Hendaknya dalam penyusunan
makalah dibutuhkan beberapa literatur agar isi makalah lebuh maksimal.
DAFTAR PUSTAKA
Hendrikus, Dori Wuwur. 1991. Retorika Terampil Berpidato, Berdiskusi,
Berargumentasi, Bernegosiasi. Yogyakarta:Kanisius.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar