Sabtu, 31 Maret 2012

Biografi Dedy Mizwar


Dedy Mizwar
Deddy Mizwar adalah seorang aktor, sutradara, dan produser. Ia banyak terjun dalam perfilm-an Indonesia baik secara langsung sebagai aktor ataupun tidak langsung sebagai sutradara dan produser. Film-film yang ia garap banyak bernuansa da'wah dengan pesan moral dan agama yang ringan dan menghibur. Deddy Mizwar, lahir di Jakarta, 5 Maret 1955. Ia pertama kali terjun ke dunia film pada 1976, dengan membintangi film CINTA ABADI arahan sutradara Wahyu Sihombing.

Biografi Deddy Mizwar
Aktor senior pemenang 4 piala Citra (untuk film) dan 2 piala Vidya (untuk sinetron) ini sudah berpengalaman membuat sejumlah sinetron bermuatan dakwah dari serial Pengembara, Mat Angin sampai Lorong Waktu. Kecintaan aktor asli Betawi ini pada dunia seni tidak terbantahkan lagi. Buktinya, selepas sekolah, ia sempat berstatus pegawai negeri pada Dinas Kesehatan DKI Jakarta. Namun ayah dari 2 anak ini hanya betah 2 tahun saja sebagai pegawai karena ia lebih gandrung main teater – ia bergabung di Teater Remaja Jakarta. Selebihnya, jalan hidupnya banyak ia baktikan pada dunia seni, lebih tepatnya seni peran.
Darah seni itu rupanya mengalir deras dari ibunya, Ny. Sun'ah yang pernah memimpin sangar seni Betawi. Akhirnya, ia dan ibunya kerap mengadakan kegiatan seni di kampung sekitarnya. "Pertama kali manggung, saat acara 17 Agustus-an di kampung. Saya bangga sekali waktu itu, karena ditepukin orang sekampung. Saya pun jadi ketagihan berakting," kenang Deddy.
Kecintaannya pada dunia teater telah mengubah jalan hidupnya. Beranjak dewasa, sekitar tahun 1973, Deddy mulai aktif di Teater Remaja Jakarta. Dan lewat teater inilah bakat akting Deddy mulai terasah. Deddy pernah terpilih sebagai Aktor Terbaik Festival Teater Remaja di Taman Ismail Marzuki. Tidak sekedar mengandalkan bakat alam, Deddy kemudian kuliah di LPKJ, tapi cuma dua tahun.
Memulai karier di film pada 1976, Deddy bekerja keras dan mencurahkan kemampuan aktingnya, di berbagai film yang dibintangi. Pertama kali main film, dalam Cinta Abadi (1976) yang disutradarai Wahyu Sihombing, dosennya di LPKJ, dia langsung mendapat peran utama. Puncaknya, perannya di film Naga Bonar kian mendekatkannya pada popularitas. Kepiawaiannya berakting membuahkan hasil dengan meraih 4 Piala Citra sekaligus dalam FFI 1986 dan 1987 diantaranya: Aktor Terbaik FFI dalam Arie Hanggara (1986), Pemeran Pembantu Terbaik FFI dalam Opera Jakarta (1986), Aktor Terbaik FFI dalam Naga Bonar (1987), dan Pemeran Pembantu Terbaik FFI dalam Kuberikan Segalanya (1987).
Di awal tahun 90-an, karir Deddy Mizwar mencapai puncak. Melalui kekuatan aktingnya yang mengagumkan, popularitas ada dalam genggamannya. Meski namanya semakin populer, Deddy merasa hampa. Di tengah rasa hampa, pikirannya membawanya kembali pada masa kecilnya. Lahir di Jakarta 5 Maret 1955, ia tumbuh di tengah nuansa religius etnis Betawi. Ia terkenang suasana pengajian di surau yang tenang dan sejuk. Jiwanya ingin kembali mencicipi suasana teduh di masa kecil itu.
Pergolakan batinnya akhirnya berakhir setelah ia meyakini bahwa hidup ini semata-mata beribadah kepada Allah. Sejak itu, Deddy belajar agama secara intens. Kini segala hal harus bernilai ibadah bagi Deddy. Termasuk pada bidang yang digelutinya yakni dunia perfilman dan sinetron.
Suami dari Giselawati ini kemudian memutuskan untuk terjun langsung memproduksi sinetron dan film bertemakan religius sebagai wujud ibadahnya kepada Allah. Didirikanlah PT Demi Gisela Citra Sinema tahun 1996. Tekadnya sudah bulat kendati pada perkembangan berikutnya banyak rintangan dan hambatan ditemui.
Ketika itu sinetron religius Islam masih menjadi barang langka dan kurang bisa diterima pihak stasiun televisi. Kondisi ini tidak menyurutkan langkahnya. Maka dibuatlah sinetron Hikayat Pengembara yang tayang di bulan Ramadhan. Usahanya berbuah hasil. Rating sinetron ini cukup menggembirakan. Setelah itu hampir semua stasiun televisi menayangkan sinetron religius bulan Ramadhan. ''Berjuangnya sungguh keras tapi setelah itu semua orang bisa menikmati,'' kata Deddy bangga.
Diakuinya produk sinetron yang bernafaskan religius Islam sulit mendapatkan tempat di stasiun televisi selain di bulan Ramadhan. Hal ini disebabkan stasiun teve terlampau under estimate di samping memang tidak banyak sineas yang mau membuat tayangan sinetron religius di luar bulan Ramadhan.
Dalam pandangan Deddy Mizwar, film merupakan salah satu media dakwah yang cukup efektif untuk menyampaikan pesan-pesan Islam kepada masyarakat luas termasuk kalangan non-Muslim. ”Saya contohkan sinetron ‘Lorong Waktu’ yang ternyata diminati pula oleh warga non-Muslim. Bahkan, saat ini ‘Lorong Waktu’ diputar ulang di luar bulan Ramadan hingga saya berkesimpulan sinetron atau film dakwah tak harus identik dengan bulan Ramadan,” katanya. Dengan kata lain, masyarakat rupanya mau menerima dan menyambut hangat tayangan religius di luar Ramadhan.
Ia juga menyarankan agar umat Islam mendirikan stasiun TV sendiri, sehingga umat Islam memiliki alternatif dalam memilih stasiun TV maupun acaranya. ”Sudah waktunya umat Islam mengisi dan mewarnai acara-acara TV. Saya melihat potensi ke arah itu cukup besar terutama dari kalangan sineas muda dan mahasiswa,” kata aktor yang telah membintangi sekitar 70 film layar lebar ini penuh optimisme. Ke depan, Deddy akan terus berusaha konsisten memproduksi film dan sinetron religius.

Sinematografi
Film
  • Cinta Abadi (1976)
  • Ach Yang Benerrr... (1979)
  • Bukan Impian Semusim (1982) ... Adri
  • Sunan Kalijaga (1984) ... Raden Mas Sahid / Sunan Kalijaga
  • Hati yang Perawan (1984)
  • Hatiku Bukan Pualam (1985)
  • Sunan Kalijaga & Syech Siti Jenar (1985) ... Sunan Kalijaga
  • Saat-Saat Kau Berbaring Di Dadaku (1985)
  • Menumpas Teroris (1986)
  • Opera Jakarta (1986)
  • Arie Hanggara (1986)
  • Kejarlah Daku Kau Kutangkap (1986)
  • Kuberikan Segalanya (1987)
  • Naga Bonar (1987) ... Jenderal Naga Bonar
  • Kerikil-Kerikil Tajam (1987)
  • Cintaku di Rumah Susun (1987)
  • Bilur-Bilur Penyesalan (1987)
  • Ayahku (1987)
  • Irisan-Irisan Hati (1988)
  • Bayi Tabung (1988)
  • Putihnya Duka Kelabunya Bahagia (1989)
  • Jangan Renggut Cintaku (1990)
  • Satu Mawar Tiga Duri (1990)
  • Jual Tampang (1990)
  • Gema Kampus 66 (1991)
  • Nada dan Dakwah (1991) ... KH. Murad
  • Ketika (2005)* ... Tajir Saldono
  • Kiamat Sudah Dekat (2003)* ... H. Romli
  • Naga Bonar (Jadi) 2 (2007)* ... Nagar Bonar
  • Ketika Cinta Bertasbih (2009) ... KH. Luthfi Hakim
  • Ketika Cinta Bertasbih 2 (2009) ... KH. Luthfi Hakim
  • Cinta 2 Hati (2010)
  • Bebek Belur (2010)
  • Alangkah Lucunya (Negeri Ini) (2010)*
  • Pengantin Cinta (2010)
  • Fana : The Forbidden Love (2010) ... Teuku Uzman
CATATAN: *juga sebagai sutradara

Sinetron
  • Hikayat Pengembara (serial TV setiap sahur pada Bulan Ramadhan)
  • Lorong Waktu 1-6 ... H. Husin
  • Demi Masa
  • Kiamat Sudah Dekat ... H. Romli
  • Para Pencari Tuhan seri 1-4(2007-2010)* ... Bang Jack (H. Ahmad Zakaria)

Iklan
  • Yamaha
  • Warta Kota
  • Antangin JRG
  • Promag
  • Air Minum Club
  • Atlas
  • sozziz
  • Penghargaan

Juara
  • Pemeran Pria Terbaik FFI dalam Arie Hanggara (1986)
  • Pemeran Pembantu Pria Terbaik FFI dalam Opera Jakarta (1986)
  • Pemeran Pria Terbaik FFI dalam Naga Bonar (1987)
  • Pemeran Pembantu Pria Terbaik FFI dalam Kuberikan Segalanya (1987)
  • Pemeran Pembantu Pria Piala Terbaik Piala Vidia FSI dalam Vonis Kepagian (1996)
  • Pemeran Pria Terbaik dan Sutradara Terbaik sekaligus Sinetron Terbaik FSI dalam Mat Angin (1999)
  • Pemeran Pria Terbaik FFI dalam Naga Bonar Jadi 2 (2007)

Nominasi FFI (12 kali)
  • Bukan Impian Semusim FFI 1982
  • Sunan Kalijaga FFI 1984
  • Saat-saat Kau Berbaring Di dadaku FFI 1985
  • Kerikil-kerikil Tajam FFI 1985
  • Kejarlah Daku Kau Kutangkap FFI 1986
  • Ayahku FFI 1988
  • Putihnya Duka Kelabunya Bahagia FFI 1989
  • Dua Dari Tiga Lelaki FFI 1990
  • Jangan Renggut Cintaku FFI 1990

Penampilan lain
  • 2010: Adzan Subuh di SCTV
  • 2010: Adzan Maghrib di SCTV (khusus untuk penayangan SCTV di wilayah Jakarta dan sekitarnya)

Sabtu, 17 Maret 2012

mengkritik buku menyimak


BAB I
PENDAHULUAN
1.1           Latar Belakang
Memahami sebuah buku bukanlah hal yang mudah, apalagi kondisi mahasiswa sekarang jauh berbeda dengan mahasiswa zaman dahulu. Sekarang ini mahasiswa lebih tertarik pada hal-hal yang instan. Mahasiswa lebih suka dan tertarik pada suguhan atau tayangan televisi. Sungguhan dan tayangan televisi itu berupa sinetron maupun film yang kesemuanya memberikan pengaruh terhadap berkurangnya minat mahasiswa untuk membaca karya sastra atau mengapresiasi karya sastra.

1.2           Tujuan
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang buku Menyimak dan Teaching and Researching Listening. Selain itu, secara operasional penelitian ini bertujuan untuk:
1.      Menjelaskan pengertian, tahap-tahap, ragam Menyimak
2.      Membandingkan kedua buku
3.      Mengetahui kelemahan dan kelebihan setiap buku


1.3           Rumusan Masalah
Berdasarkan tujuan yang telah dikemukakan diatas, kemudian dapat disusun beberapa rumusan masalah dalam rencana penelitian ini. Adapun rumusan masalah dalam rencana penelitian ini adaah sebagai berikut:
1.      Bagaimanakah pengertian menyimak?
2.      Apakah kelebihan dan kelemahan dari masing-masing buku?
3.      Untuk apakah buku tersebut digunakan?
BAB II
ISI

1.      Nama buku      : Menyimak sebagai suatu keterampilan
Penulis : Henry Guntur Tarigan
Penerbit           : Angkasa Bandung
Tebal               : 192 halaman
Bahasa             : Indonesia

2.1  Pengertian Menyimak
Menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan lambing-lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interprestasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan serta memahami makna komunikasi yang teah disampaikan oleh sang pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan.

2.2  Tahap-tahap Menyimak

a.    Menyimak Berkala
b.   Menyimak Dangkal
c.    Setengah Menyimak
d.   Menyimak Serapan
e.    Menyimak Sekali-kali
f.    Menyimak Asosiatif
g.   Menyimak dengan Reaksi Berkala
h.   Menyimak Saksama
i.     Menyimak Aktif

2.3  Ragam Menyimak
Dalam pembicaran terdahulu telah dikemukakan bahwa tujuan menyimak adalah untuk memperoleh informasi, menangkap isi, serta memahami makna komunikasi yang hendak disampaikan sang pembicara melalui ujaran.
a.       Menyimak Ekstensif
Digunakan untuk memperkenalkan kembali bahan yang telah pernah dipelajari dalam suatu lingkungan baru dengan cara yang baru.

b.      Menyimak Intensif
Menyimak Intensif lebih diarahkan pada kegiatan menyimak secraa lebih bebas dan lebih umum serta tidak perlu dibawah bimbingan langsung para guru.


2.4  Suasana Menyimak

c.    Suasana Defensif
·      Evaluatif
·      Mengawasi
·      Strategis
·      Netral
·      Superior
·      Pasti dan Tentu

d.   Suasana Suportif
·      Deskripsi
·      Orientasi Permasalahan
·      Spontanitas
·      Empati
·      Ekualitas
·      Provisionalitas


2.5  Perilaku Menyimak
a.    Menyimak Faktual
§  Kita harus melibatkan diri secara total pada situasi komunikasi
§  Kita harus mnguasai seni atau kiat pembuatan catatan yang tepat guna
§  Kita harus mencari serta menganalisis sarana-sarana penunjang yang diutarakan oleh sang pembicara
§  Kita harus mencari pola organisasi dan struktur keseluruhan sang pembicara.

b.   Menyimak Empatik
§  Buatlah catatan-catatan mental dari butir-butir utama
§  Pikirkan dan renungkanlah kemungkinan adanya cara-cara lain untuk menunjang ide-ide utama sang pembicara.
§  Cari dan dapatkanlah cara-cara yang telah dipakai oleh pembicara untuk mengorganisasikan atau member struktur terhadap penampilannya.

2.6  Faktor Mempengaruhi Menyimak
a)      Faktor Fisik
Lingkungan fisik juga mungkin sekali turut  bertanggung jawab atas ketidakefektifan menyimak seseorang. Ruangan mungkin sekali terlalu panas, lembab, ataupun terlalu dingin, suara atau bunyi bising yang mengganggu dari jalan, dari kamar sebelah.
b)      Faktor Psikologis
§  Prasangka dan kurangnya simpati terhadap para pembicara dengan aneka sebab dan alasan
§  Keasikan terhadap minat pribadi serta masalah pribadi
c)      Faktor Pengalaman
Kurangnya atau  tiadanya minat pun agaknyamerupakan aibat dari pengalaman yang kurang atau tidak ada sama sekali pengalaman dalam bidang yang akan disimak itu.

2.7  Faktor Yang Mempengaruhi Keberhasilan Menyimak
1.  Unsur Pembicara
Pembicara haruslah menguasai materi, penuh percaya diri, berbicara sistematis dan kontak dengan penyimak juga harus bergaya menarik / bervariasi
2.  Unsur Materi
Unsur yang diberikan haruslah actual, bermanfaat, sistematis dan seimbang
3.  Unsur Penyimak / Siswa
a. Kondisi siswa dalam keadaan baik
b. Siswa harus berkonsentrasi
c. Adanya minat siswa dalam menyimak
d. Penyimak harus berpengalaman luas
4.  Unsur Situasi
a. Waktu penyimakan
b. Saran unsur pendukung
c. Suasana lingkungan

2.8  Ciri-Ciri Penyimak Ideal
Menurut Djago Tarigan mengidentifikasi ciri-ciri menyimak ideal sebagai berikut:
1.  Berkonsentrasi
Artinya penyimak harus betul-betul memusatkan perhatian kepada materi yang disimak

2.  Penyimak harus bermotivasi
Artinya mempunyai tujuan tertentu sehingga untuk menyimak kuat
3.  Penyimak harus menyimak secara menyeluruh
Artinya penyimak harus menyimak materi secara utuh dan padu
4.  Penyimak harus menghargai pembicara
5. Penyimak yang baik harus selektif, artinya harus memilih bagian-bagian yang inti
6.  Penyimak harus sungguh-sungguh
7.  Penyimak tidak mudah terganggu
8.  Penyimak harus cepat menyesuaikan diri
9.  Penyimak harus kenal arah pembicaraan
10.  Penyimak harus kontak dengan pembicara
11.  Kontak dengan pembicara
12.  Merangkum
13.  Menilai
14.  Merespon


2.  Nama buku       : Teaching and Researching Listening
Penulis : Michael Rost
Tebal               : 251 halaman
Bahasa             : Inggris

2.9  Teaching and Researching Listening
Pengajaran dan Meneliti: Mendengarkan menyediakan ringkasan up-to-date mengajar dan meneliti mendengarkan memenuhi perubahan kebutuhan bahasa dan linguistik siswa, guru dan peneliti. Pertama membahas sejarah, konteks dan latar belakang untuk mendengarkan, kemudian melihat pada pertanyaan kunci yang dapat diatasi melalui penelitian dan memberikan ide-ide praktis untuk menghubungkan isu penelitian untuk praktek mengajar sebenarnya. Michael Rost memperlakukan mendengarkan dalam bahasa pembelajaran sebagai suatu bidang yang berbeda penyelidikan, dengan alasan bahwa cara tradisional termasuk mendengarkan sebagai bagian dari bahasa lisan atau studi komunikasi tidak memberikan topik yang memadai treatment.Teaching dan Meneliti: Mendengarkan memberikan perawatan menyeluruh dan praktis baik dari linguistik dan proses pragmatis yang terlibat dalam penggunaan bahasa lisan dari perspektif pendengar .. Melalui pemahaman interaksi antara proses-proses, pendidik bahasa dan peneliti dapat mengembangkan wawasan yang lebih, valid dan cara yang efektif untuk mengajar dan meneliti mendengarkan. Dimasukkannya berbagai ide dan alat-alat praktis untuk pembangunan pengajaran dan model penelitian akan terlibat dan menginformasikan semua orang menggunakan bahasa menyelidiki komunikatif. Ditulis dalam gaya yang sangat diakses, Pengajaran dan Meneliti: Mendengarkan memiliki berbagai sumber belajar dan mengajar bantu:-definisi konsep kunci dalam psikolinguistik-konsep yang memungkinkan pembaca kotak untuk meninjau ide-ide kunci-kutipan dari tokoh-tokoh terkemuka di linguistik diterapkan - kategorisasi instruksional terkait dengan pengajaran bahasa lisan konsep - analisis praktek pengujian - berbagai proyek penelitian yang realistis, termasuk pedoman prosedural. Michael Rost adalah dosen di University of California, Berkeley. Dia telah aktif dalam pengajaran bahasa, administrasi program, dan pelatihan guru di seluruh dunia selama lebih dari 20 tahun, dan telah bekerja sebagai konsultan bahasa dengan beberapa asosiasi internasional termasuk Save the Children Foundation, Kementerian Luar Negeri di Jepang dan Yayasan Annenberg di Washington .

2.10  Kelebihan Buku
Dalam buku yang berjudul Menyimak Sebagai Keterampilan Berbahasa karangan Prof. DR.Henry Guntur, memiliki penggunaan bahasa yang mudah dipahami. Pilihan kata atau kaliamat-kalimat yang digunakan dalam buku cukup mudah dipahami dan sehingga tidak sulit untuk dimengerti. Dalam buku ini pengertian dan semua tentang menyimak dijelaskan dengan begitu singkat,jelas dan padat, bahasa yang tegas dan jelas menjadi sebuah ciri khas dari buku ini yang membuat orang-orang lebih memilih buku ini.
Buku ini juga membahas dengan detail cara meyimak dengan benar, tujuan menyimak, arti, pembagiannya ,dll. Henry G Tarigan yang kita ketahui bahwa dia sudah terkenal sebagai seorang jurnalistik yang sudah menulis berbagai macam buku,Tampaklah jelas bahwa penulis berasal dari kalangan jurnalistik sehingga memahami betul bagaiman bahasa-bahasa jurnalistik Dalam buku yang berjudul Menyimak sebagai keterampilan bebahasa karangan Prof. DR.Henry Guntur, memiliki penggunaan bahasa yang mudah dipahami. Pilihan kata atau kaliamat-kalimat yang digunakan dalam buku cukup mudah dipahami dan sehingga tidak sulit untuk dimengerti. Dalam buku ini pengertian dan semua tentang menyimak dijelaskan dengan begitu singkat,jelas dan padat, bahasa yang tegas dan jelas menjadi sebuah ciri khas dari buku ini yang membuat orang-orang lebih memilih buku ini.
Buku yang kedua adalah  buku yang berjudul Teaching and Researching Listening karangan Michael Rost , memiliki teknik penjelasan menyimak yang begitu jelas dan lebih lengkap.Mulai dari cara menyimak yang benar dan kemampuan linguistik kita dalam memulai menyimak dan mendengarkan.Buku ini sangat memperhatikan cara penyimakan yang benar dan tepat. Dalam buku ini pengertian dan semua tentang menyimak dijelaskan dengan begitu jelas dan padat. Salah satu yang paling terlihat keunggulan buku ini adalah penjelasan cara mendengar yang baik terhadap apa yang dijelaskan.Penjelasan tersebut pun dibuat dengan gambar ketika telinga kita menyimak dengan baik dan benar.Ketika kita menguasai buku ini maka kita secara bertahap akan mengetahui dan mengusai materi yang sudah dikaji.

2.11  Kelemahan Buku
Kata-kata yang digunakan alam buku Menyimak sebagai suatu keterampilan berbahasa ini memang jelas. Namun pada beberapa halaman dan penjelasan buku ini bahwa buku ini terkadang menggunkan kata yang berulang-ulang,menurut saya dengan membaca buku ini kita akan kebingungan sendiri karena penjelasan yang dibuat terlalu bertele-tele.Dengan kata lain kita harus paham betul dari awal dan penuh konsentrasi dalam membaca buku ini.
Penggunaan contoh dalam buku ini juga terlalu banyak. Jika contoh-contoh tersebut memiliki perbedaan makna antara contoh yang sebelumnya, maka akan lebih baik lagi. Namun pada buku ini, contoh-contoh tersebut tidaklah demikian. Contoh yang cukup banyak dalam setiap pembahasan hanya memiliki makna yang sama dengan contoh sebelum-sebellumnya. Hal itu membuat pembaca cendrung bosan untuk membaca contoh yang berikutnya.
Dalam buku Teaching and Researching Listening memang dijelaskan secara detail,tetapi dengan penjelasan yang begitu banyak akan membuat orang ganpang bosan dalam membacanya, sehingga ketika kita mempelajari buku ini,  kita akan berhenti ditengah karena sudah merasa bosan. Buku ini juga lebih fokus membahas tentang Linguistik bahasa ketika kita mendengarkan sehingga kita harus menguasai banyak tentang linguistik.

2.12  Buku Ini Lebih Cocok Digunakan Untuk Apa?
Buku henry Guntur (bahasa Indonesia) , dan Michael Ros (bahasa Inggris), sangat baik digunakan pleh mahasiswa khususnya bagi mereka yang ada di jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia. Namun tidak menutup kemungkinan khalayak umum untuk membaca dan memahaminya untuk meningkatkan cakrawala ilmu pengetahuan , serta untuk digunakan sebagai dasar dan bahan agar dapat berkomunikasi dengan baik , alas an yang lain yaitu :
Perkembangan ilmu dan teknologi dalam era globalisasi ini banyak menuntut masyarakatnya untuk mampu menyimak berbagai informasi dengan cepat dan tepat, baik melalui berbagai media, radio, televisi, telepon, internet maupun melalui tatap muka secara langsung. Berbagai lembaga baik di lingkungan pemerintah maupun swasta, untuk memecahkan masalah, sering mendatangkan para pakar yang sesuai dengan bidang informasi yang dibutuhkannya. Pemecahan masalah itu melalui berbagai kegiatan seperti rapat, seminar, diskusi, ceramah, debat, simposium, dsb.
          Dalam kehidupan sehari-hari kita sering pula harus menyimak, berita, cerita, pengumuman, laporan, dan sebagainya. Namun, tidak semua orang mampu menyimak dengan baik, pasdahal kemajuan masyarakat sangat tergantung pada kemampuan menyimak berbagai informasi anggota masyarakatnya. Jika seseorang banyak mendapatka informasi berarti orang itu meningkatkan pengetahuan, dan banyak pengetahuan berarti meningkatkan daya      pikir.
            Berbicara tentang keterampilan menyimak tidak dapat dipisahkan dari keterampilan bahasa yang lain, yaitu keterampilan berbicara, membaca, dan menulis. Keberhasilan seseorang dalam menyimak dapat diketahuai bagaimana penyimak memahami dan menyampaikan informasi secara lisan maupun tertulis. Hal ini menunjukkan bahwa keterampilan menyimak cukup kompleks jika penyimak ingin menangkap makna yang sesungguhnya dari simakan yang mungkin tidak seutuhnya tersirat , sehingga penyimak harus berusaha mengungkapkan hal-hal yang tersirat itu.
           Oleh karena itu, penyimak perlu memiliki pengetahuan yang memadai tentang hal-hal yang berhubungan dengan materi simakan, artinya ia harus sering berlatih menyimak. Dengan demikian, berhasil tidaknya keterampilan siswa menyimak tidak lepas dari upaya guru dalam meningkatkan proses pembelajarannya. Hal ini dapat dilihat dari kepentingan keterampilan menyimak terhadap keterampilan bahasa yang lainnya, yakni: (1) keterampilan menyimak merupakan dasar yang cukup penting untuk keterampilan berbicara. Ada yang berbicara harus ada yang menyimak atau sebaliknya, keduanya saling membutuhkan, (2) keterampilan menyimak juga merupakan dasar bagi keterampilan membaca atau menulis, petunjuk-petunjuk disampaikan melalui bahasa lisan . Ini berarti mereka harus menyimak, (3) keterbatasan penguasaan kosakata pada saat menyimak akan menghambat kelancaran membaca dan menulis.



BAB III
PENUTUP
3.1  Kesimpulan
Setelah membaca buku tersebut dapat disimpulkan bahwa masing-masing buku tersebut memiliki keunggulan dan kelemahan buku yang berbeda-beda.Seperti buku dari Hendry Guntur yang menjelaskan secara singkat dan padat tentang menyimak yang benar. Sedangkan dalam buku Michael Rost yang menjelskan materi mulai dari awal sampai akhir yang sangat bagus dan dijelaskan dengan gambar tertentu agar kita lebih mudah memahaminya.
Dapat kitasimpulkan juga  bahwa buku ini juga memiliki kelemahan masing-masing seperti kita lihat dari penyajian praktik dan penjelasan yang diberikan. Dengan tugas dalam membuat kritikal buku ini maka,terciptalah dalam diri kita rasa ingin tahu dan ilmu pengetahuan yang baru untuk mengetahui isi dari buku tersebut, bagaimana kita menemukan kelemahan dan kelebihan masing-masing buku. Dan tanpa kita sadari rasa mau dalam diri kita dalam belajar keras akan muncul demi mendapatkan hasil yang memuaskan.

3.2  Saran
Saran penulis kepada pembaca semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi anda, dengan membaca makalah ini kita akan termotivasi dan mengerti dalam pembuatan sebuah kritikal.
Penulis sangat mengharapkan krtik dan saran yang mendukung dari pembaca.  Penulis sangat menyadari makalah ini masih banyak kesalahan dalam pembuatan.Mohon maaf jika dalam pembuatan makalah ini terdapat kesalahan yang ditemukan oleh pembaca baik dilihat itu dari segi penulisan, penggunaan bahasa,dll. Untuk itu penulis mohon maaf karena penulis sangat menyadari bahwa setiap manusia  tidak ada yang sempurna.


DAFTAR PUSTAKA

Tarigan G,Hendry.2007.Menyimak sebagi suatu keterampilan berbahasa, ,Jakarta:PT Gramedia.
Rost,michael..2002.Teaching and Researching Listening, Hongkong:A Person Education Book.