BAB I
Pendahuluan
1.1
Latar Belakang
Memahami sebuah novel
bukanlah hal yang mudah, apalagi kondisi mahasiswa sekarang jauh berbeda dengan
mahasiswa zaman dahulu. Sekarang ini mahasiswa lebih tertarik pada hal-hal yang
instan. Mahasiswa lebih suka dan tertarik pada suguhan atau tayangan televisi.
Sungguhan dan tayangan televisi itu berupa sinetron maupun film yang kesemuanya
memberikan pengaruh terhadap berkurangnya minat mahasiswa untuk membaca karya
sastra atau mengapresiasi karya sastra.
Diangkatnya masalah
“Mengidentifikasi Unsur Novel Dalam
Mihrab Cinta” merupakan suatu upaya untuk meningkatkan motivasi
kajian-kajian sastra pada diri mahasiswa, khususnya novel. Untuk tujuan itu,
perlu kiranya diadakan pengkajian terhadap novel Dalam Mihrab Cinta sebagai salah satu dari kekayaan milik bangsa,
sehingga nantinya novel tersebut memiliki kelayakan untuk dijadikan bahan ajar
sastra. Kajian yang dilakukan semestinya dilakukan dari berbagai segi dan
pendekatan. Setiap pengkajian tersebut bertujuan agar karya sastra itu dapat
digunakan dengan lebih baik, sehingga dapat dinikmati dan diambil manfaat yang
sebesar-besarnya.
1.2
Tujuan
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk
memperoleh gambaran yang jelas tentang struktur dan nilai-nilai dalam novel
Dalam Mihrab Cinta karya Habiburrahman El-Shirazy. Selain itu, secara
operasional penelitian ini bertujuan untuk:
1.
Mendeskripsikan struktur yang membangun cerita dalam
novel Dalam Mihrab Cinta karya
Habiburrahman El-Shirazy.
2.
Mendeskripsikan unsur-unsur intrinsik yang ada di dalam
novel Dalam Mihrab Cinta karya
Habiburrahman El-Shirazy.
1.3
Rumusan Masalah
Berdasarkan tujuan yang telah dikemukakan
diatas, kemudian dapat disusun beberapa rumusan masalah dalam rencana
penelitian ini. Adapun rumusan masalah dalam rencana penelitian ini adaah
sebagai berikut:
1.
Bagaimanakah struktur novel yang terdapat dalam novel Dalam Mihrab Cinta karya Habiburrahman
El-Shirazy?
2.
Apa sajakah unsur-unsur intrinsic yang ada di dalam novel
Dalam Mihrab Cinta karya
Habiburrahman El-Shirazy?
BAB II
2.1
Sinopsis
Sinopsis novel adalah ringkasan cerita novel.
Ringkasan novel adalah bentuk pemendekan dari sebuah novel dengan tetap
memperhatikan unsur-unsur intrinsik novel tersebut.
Sinopsis dalam novel ini adalah
Seorang laki-laki yang bernama Syamsul yang ingin menjadi santri dan
merantau ke Kediri untuk mencari pesantren yag bisa melompat tingkat kejenjang
yang lebih tinggi. Ketika di stasiun, ia bertemu dengan seorang gadis yang
bernama Zizi (Zidna Ilma), dan Zizi merekomendasikan tiga pesantren yang
menurutnya bagus. Salah satunya adalah pesantren Al-Furqan, yaitu pesantren
yang didirika oleh almarhum ayahnya, K.H Baejuri.
Dan Syamsulpun diterima di pesantren
Al-Furqan. Ketika itu temannya yang bernama Burhan iri kepada Syamsul, karena
Burha mengira wanita idamannya, Zizi menyukai Syamsul. Dan Burhanpun memfitnah
Syamsul. Ia menyuruh Syamsul mengambil dompetnya dikamar, setelah di ambil oleh
Syamsul ternyata pihak keamanan mendapatkan Syamsul sedang mengambil dompet Burhan.
Syamsulpun langsung digiring menuju gudang dan ia dihajar oleh santri-santri
lainnya.
Ketika dia ditanya oleh Kiai Miftah,
apakah benar dia yang mengambil dompet Burhan, dan Syamsul menjawab memang
benar dia yang mengambil dompet Burhan, dan itu disuruh oleh Burhan. Ketika
Kiai Miftah bertanya kepada Burhan, Burhan menjawab tidak, dia tidak pernah
menyuruh Syamsul untuk mengambil dompetnya. Syamsul berani bersumpah, bahwa
Burhanlah yang menyuruhnya. Ketika Kiai Miftah menyuruh Burhan untuk bersumpah,
dia tidak langsung bersumpah, tetapi ia berkata “Penjahat akan melakukan apa
saja untuk menutupi kejahatannya Pak Kiai. Baiklah saya bersumpah bahwa apa
yang baru saja saya katakana benar. Jika saya berdusta maka semoga segala
laknat menimpa saya”
Keesokan harinya Syamsul digiring ke
tengah halaman pondok pesantren untuk digunduli rambutnya. Ketika orang tua
Syamsul (Pak Bambang) datang, ia sangat syok
mendengar berita itu. Iapun langsung membawa Syamsul pulang. Ketika dirumah,
Syamsul dikucilkan oleh keluarganya, tetapi Ibu dan adiknya yaitu Nadia tidak
mempercayai kabar tersebut.
Besoknya ketika Nadia masuk kekamar
Syamsul, ia tidak melihat Syamsul di dalam kamarnya, dan Nadia menemukan sebuah
surat yang ditulis oleh Syamsul. Nadia Syok
dan berteriak memanggil Ibu dan Ayahnya. Ibu Syamsul tidak kuat menahan tangis,
sedangkan Ayahnya terlihat seperti biasa saja.
Syamsulpun tiba di Kota Semarang,
ketika ia sedang makan diwarung kaki lima, ia melihat isi dompetnya tinggal Rp
10.000, karena perutnya tak bisa lagi menaha lapar, ia pun melakukan aksi
mencopetnya pada seorang gadis yang berada di dalam bus mini. Tetapi aksinya
itu ketahuan oleh gadis itu, dan akhirnya ia di kejar-kejar oleh warga dan
akhirnya ia tertangkap oleh polisi dan di masukan ke penjara. Tetapi adiknya,
Nadia telah membantu syamsul keluar dari penjara dengan syarat Syamsul harus
pulang ke Pekalongan, tetapi setiba di perjalanan Syamsul malah melarikan diri
ke Jakarta. Itu sangat membuat adiknya sedih.
Saat di Jakrta ia menuju sebuah
mushalla dan dia bertemu ketua RT di sana, dan dia di tawari untuk tinggal di
sebuah rumah petak, dan untuk sementara Syamsul akan tinggal di rumah itu.
Keesokan harinya ia mencari kerja kesana-kemari, tetapi ia ditolak. Dan saat
dilihat dompetnya, hanya bersisa Rp 10.000, dan itu tidak akan cukup untuk
menhidupi dirinya. Karena terdesak oleh perekonomiannya, ia meakukan aksi
jahatnya lagi yaitu mencopet, salah satu dompet yang ia copet adalah bernama
Silvie.
Sekarang Syamsul bekerja dirumah Pak
Broto, mengajar si kecil Della mengaji. Della juga mempunyai guru privat
Matematika yang sangat cantik dan anggun sekali, yaitu mbak Silvie, ya Silvie
seorang gadis yang pernah ia copet dompetnya. Suatu malam ia bertobat kepada
Allah atas apa yang telah ia lakukan selama ini. Sekarang pihak pesantren telah
mengetahui siapa pelaku pencurian yang selama ini meresahkan santri-santri.
Yaitu Burhan, dia yang selama ini telah mencuri barang-barang yang ada disana.
Suatu ketika Syamsul diminta oleh
pengurus masjid untuk berceramah di masjid itu, dan Syamsulpun menerima tawaran
itu. Ia berceramah tentang “”. Setelah selesai, ada seorang bapak-bapak yang
menghampiri dirinya untuk menawarkan Syamsul berceramah di acara TV nya.
Syamsulpun tidak menolak penawaran baik itu. Saat ini Syamsul disibukkan oleh
jadwal untuk berceramah di beberapa tempat. Dan dompet yang telah ia copet
selama ini telah ia kembalikan kepada pemilik dompet itu beserta uang-uangnya.
Suatu
malam Burhan pergi ke kediamannya Silvie untuk melamarnya, tetapi Silvie
menolaknya karena Silvie sudah tahu kebusukan yang ada di dalam hati Burhan.
Keesokan harinya Pak Heru dan Bu Heru pergi kerumah Syamsul yang kebetulan
dirumahnya sedang ada Bu Bambang dan Pengurus Pesantren lainnya termasuk Zizi. Ketika Zizi hendak pulang, iya
kelupaan untuk membawa tasnya. Ia memutuskan untuk mengambilnya dan ditemani
oleh Nadia. Ketika Zizi sampai di depan pintu rumah Syamsul, ia mendengar
pembicaraan yang sedang berllangsung di dalam. Yaitu Pak Heru ingin menjodohkan
anaknya dengan Syamsul. Zizi shock
lalu meninggalkan tempat itu.
Persiapan
pernikahan pun telah disiapkan oleh Silvie dan Syamsul. Susatu hari Silvie
ingin memberikan undangan kepada Bude dan saudaranya yang berada di Bogor, Ibu
Silvie menyarankan untuk di paketkan saja undangan itu. Tapi Silvie tidak mauu
dan ia hanya mau mengantarkan undangan itu sendiri sekalian silahturahmi pada
Budenya. Di perjalanan Silvie meminta izin pada Syamsul melalui telepon genggam
bahwa Silvie hendak ke Bogor mengantarkan undangan kerumah Budenya. Tiba-tiba
ada sepeda motor yang melintas di depan mobil Silie, ia langsung membanting
stir hingga menabrak sebuah gubuk. Bu Heru tidak percaya mendengar bahwa Silvie
kecelakaan. Dikediaman Silvie telah banyak berkumpul banyak orang. Dan Pak Heru
meminta Syamsul untuk menikahi jenazah Silvie, dan seorang ustad berkata bahwa
sekarang Silvie sudah tenang dan jangan memaksa calon suaminya untuk menikahi
Silvie.
Semenjak
kepergian Silvie, Syamsul sering melamun dirumahnya. Dan suatu saat Zizi datang
kerumah Syamsul saat Syamsul sedang melamun di meja makan. Keesokan harinya
Kiai Miftah datang menemui Syamsul dan Ibu Syamsul untuk melamar Zizi. Dan
akhirnya Syamsul pun menerima lamaran dari Kiai Miftah dengan mengucapkan basmallah. Dan menanyakan Syarat-syarat
apa yang harus Syamsul laksanakan, dan Zizi berkata, tidak memiliki Syarat
apapun.
2.2
Tema
Tema adalah
sesuatu yang menjiwai cerita atau sesuatu yang menjadi pokok masalah dalam
cerita.
Teama yang
terdapat dalam novel Dalam Mihrab Cinta adalah Religi dan Percintaan.
2.3
Alur Cerita
Rangkaian cerita yang disusun secara runtut.
Alur cerita bisa maju maupun mundur.
Alur yang terdapat
dalam novel Dalam Mihrab Cinta adalah alur maju.
2.4
Penokohan
Adalah
gambaran sifat/watak tokoh cerita. Berdasarkan sifatnya, tokoh cerita cerita
ada dua, antagonis dan protagonist. Antagonis
adalah tokoh jahat, sedangkan protagonist adalah tokoh yang bersifat
baik.
Tokoh-tokoh
yang terdapat dalam novel Dalam Mihrab Cinta adalah
a.
Syamsul
-
Nekat
Yang terdapat
dalam kalimat “Ia tidak mau sama dengan ayahnya dan kedua kakaknya yang
semuanya sukses sebagai pedagang batik. Ia ingin sukses dijalur yang berbeda.
Karena itulah meskipun ayahnya tidak setuju dengan keputusannya, ia tetap nekat
melangkahkan kakinya menentukan takdirnya sendiri
-
Tidak pantang menyerah
Yang terdapat
dalam kalimat “Pelajarannya ternyata jauh lebih sulit. Tetapi ia tidak
menyerah”
b.
Zizi (Zidna Ilma)
-
Baik hati
Yang terdapat
dalam kalimat “Saya bukan siapa-siapanya Syamsul saja percaya Syamsul tidak bersalah”
c.
Silvie
-
Baik hati
Yang terdapat
dalam kalimat “Silvie tidak bisa menolak keinginan Della. Ia mengangguk sambil
tersenyum”
-
Keras Kepala
Yang terdapat
dalam kalimat “Sungguh saya tidak akan pulang, saya akan tetap berdiri di depan
pintu ini sampai ustadz menyatakan bersedia”
d.
K.H Baejuri
-
Adil
Yang terdapat
dalam kalimat “Kalaupun ada harta yang masih ada, cobalah kau musyawarahkan
dengan kakakmu Miftah untuk mendermakannya di jalan Allah”
-
Tidak pernah marah
Yang terdapat
dalam kalimat “Ia dikenal sebagai ulama yang tidak pernah marah pada santrinya”
-
Lembut
Yang terdapat
dalam kalimat “Perkataannya lembut dan manis, membuat siapa saja suka
mendengarnya”
e.
Pak Bambang (Ayah
Syamsul)
-
Pemarah
Yang terdapat
dalam kalimat ““Aku sudah tidak percaya lagi sama anak berengsek iu!” jawab Pak
Bambang marah”
-
Bijak
Yang terdapat
dalam kalimat “Sudahlah, kesaahan yang lalu jangan terus diungkit. Lebih baik,
kita berhati-hati supaya dimasa depan tidak terjadi kesalahan yang sama. Kita
jadikan ini semua sebagai pelajaran berharga”
f.
Kiai Miftah
-
Ceroboh
Yang terdapat
dalam kalimat “Ia sangat menyesal melakukan tindakan menzalimi orang yang tidak
bersalah”
g.
Zaim
-
Ramah
Yang terdapat
dalam kalimat “Syamsul sangat terkesan dengan sambutan ketua pengurus bernama
Zaim itu”
h.
Ayub
-
Pengertian
Yang terdapat
dalam kalimat “Ia merasa yang paling mengerti keadaannya dan besar perhatian
padanya adalah Ayub dari Banjarmasin”
i.
Burhan
-
Angkuh
Yang terdapat
dalam kalimat “Dalam beberapa hal, memang Burhan Nampak angkuh”
-
Pilih-pilih teman
Yang terdapat
dalam kalimat “Ia pilih-pilih teman. Hanya orang-orang yang ia anggap penting
dan ia anggap dari golongan sepadan dengan dirinya yang ia akrabi”
-
Pintar mengambil hati
Yang terdapat
dalam kalimat “Dia paling pintar
mengambil hati pengurus pesantren”
j.
Bu Bambang (Ibu
Syamsul)
-
Sabar
Yang terdapat
dalam kalimat “Hanya saja dalam hati Bu Bambang berdoa semoga Syamsul anaknya
baik-baik saja dan mau pulang kembali”
k.
Nadia (Adik Syamsul)
-
Baik Hati
Yang terdapat
dalam kalimat “itu tidak penting kak. Saya ingin kakak berubah lebih baik dan
Nadia akan selalu menganggap kak Syamsul sebagai kakak Nadia”
l.
Della
-
Periang
Yang terdapat
dalam kalimat “Dela langsung masuk dengan berlari dan berteriak “Hore aku punya
ustadz pintar nyanyi””
m.
Pak Broto
-
Baik hati
Yang terdapat
dalam kalimat “Pak Broto yang tidak pernah hitungan kalau membantu”
n.
Damayanti
-
Penyabar
Terdapat dalam
kalimat “Insya Allah tidak mbak, pengalaman ini akan saya jadikan pelajaran
hidup bagi saya, yang artinya Allah masih sayang sama saya.”
o.
Razak (Kakak Syamsul)
-
Pemarah
Yang terdapat
dalam kalimat ““Kamu itu masih bau kencur. Tahu apa masalah dunia criminal,
Nadia!” sengit Razak”
p.
Pak Heru
-
Pelit
Yang terdapat
dalam kalimat “Hanya saja Pak Heru sedikit pelit kalau membantu masjid”
q.
Dody Alpad
-
Baik
Yang terdapat
dalam kalimat “Yang menilai kan orang lain ustadz. Ceramah ustadz bagus kok”
2.5
Latar
Tempat dan waktu terjadinya cerita
·
Stasiun Pekalongan
Terdapat dalam kalimat “Becak itu
memasuki stasiun Pekalongan”
·
Kereta api
Terdapat dalam kalimat “Pemuda itu sampai di gerbong empat.
Ia mencari tempat duduk no 8C”
·
Pesantren Al-Furqan
Terdapat dalam kalimat “Pesantren itu dikelilingi tembok
putih, Syamsul masuk dari gapura utama”
·
Kamar khusus para tamu
Terdapat dalam kalimat “Ia beranjak mengikuti Zaim yang
membawanya ke kamar khusus tamu”
·
Masjid pesantren Al-Furqan
Terdapat dalam kalimat “Ia ingin merasakan shalat berjamaah.
Masjid tua itu penuh oleh para santri”
·
Warung mie godog
Terdapat dalam kalimat “Ia memutuskan untuk makan di warung
itu sambil bertanya banyak hal tentang pemilik warung tentang Al-Furqan”
·
Kamar santri
Terdapat dalam kalimat “Syamsul melangkah tenang ke kamarnya,
ia langsung menuju lemari Burhan”
·
Gudang
Terdapat dalam kalimat “Syamsul terus dihajar sambil diseret
menuju gudang. Ia dipukul dan digebuk habis-habisan seperti anjing kurap masuk
kampung dan tertangkap. Akhirnya ia dilempar ke gudang”
·
Halaman pondok
Terdapat dalam kalimat “Sore itu juga Syamsul di ambil dari
gudang. Di halaman podok telah disiapkan kursi yang diletakkan di tengah garis
melingkar. Syamsul digiring dan di dudukkan di kursi itu”
·
Ruang tamu pesantren
Terdapat dalam kalimat “Jam sebelas malam orang tua Syamsul
datang. Kiai Miftah menemui di ruang tamu pesantren”
·
Kamar Syamsul
Terdapat dalam kalimat “Syamsul istirahat di kamarnya dengan
mata berkaca-kaca”
·
Kota Semarang
Terdapat dalam kalimat “Sudah satu minggu Syamsul pergi dari
rumah. Ia mengelana di kota Semarang”
·
Masjid Baiturrahman
Terdapat dalam kalimat “Siang itu ia baru saja selesai shalat
zuhur di masjid Baiturrahman, Simpang Lima, Semarang”
·
Pasar Johar
Terdapat dalam kalimat “Ia pergi ke pasar Johar, ia
menawarkan diri untuk menjadi buruh panggul di pasar Johar, tetapi ia di tolak”
·
Bis mini warna kuning
Terdapat dalam kalimat “Ia naik bis mini warna kuning jurusan
Mangkana-Panggaron”
·
Kantor polisi
Terdapat dalam kalimat “Syamsul babak belur itu digelandang
oleh polisi ke kantor polisi”
·
Di dalam sel Polsek Semarang Tugu
Terdapat dalam kalimat “Sejak tertangkap itu, Syamsul
mendekam di penjara Polsek Semarang Tugu”
·
Lebak Bulus
Terdapat dalam kalimat “Bus itu sampai di terminal Lebak
Bulus, tepat saat azan subuh selesai dikumandangkan”
·
Masjid kecil berwarna hijau
Terdapat dalam kalimat “Dan ia menemukan masjid kecil berwarna hijau. Ia masuk masjid itu dan
merebahkan tubuhnya”
·
Rumah Petak
Terdapat dalam kalimat “Malam itu ia membersihkan rumah petak
itu”
·
Kafe di pinggir jalan Parung
Terdapat dalam kalimat “Syamsul masuk dan menemui manager kafe itu”
·
Restaurant yang khusus menjual ayam
goreng
Terdapat dalam kalimat “Ia memasuki restaurant itu dan
mengajukan diri untuk bisa bekerja disitu”
·
Dibawah pohon di pinggir jalan
Terdapat dalam kalimat “Ia duduk dibawah ebuah pohon di
pinggir jalan”
·
Kopaja
Terdapat dalam kalimat “Ia berdiri dan bergegas mencegat kopaja. Ia naik Kopaja yang sesak
penumpang”
·
Villa Gracia
Terdapat dalam kalimat “Ia kembali balik arah ke Villa
Gracia”
·
Jalan Flamboyan
Terdapat dalam kalimat “Lalu dengan mantap ia mermarkir
sepeda motornya di depan rumah di jalan Flamboyan No.17”
·
Masjid Baitul Makmur
Terdapat dalam kalimat “Syamsul meninggalkan rumah itu dan
pergi ke Masjid”
·
Perpustakaan di Sekolah Tinggi
Agama Islam Daarud Dakwah
Terdapat dalam kalimat “Didalam perpustakaan ia hanya
menjumpai satu orang saja yang sedang sibuk membaca sebuah kitab berbahasa
Arab”
·
Rumah keluarga Syamsul di
Pekalongan
Terdapat dalam kalimat “Siang itu Kiai Miftah dan Zizi di
temani lurah Pondok datang ke rumah keluarga Syamsul di Pekalongan”
·
Wartel
Terdapat dalam kalimat “Begitu Pak Heru pergi, Syamsul
langsung lari ke wartel untuk memastikan kabar itu”
·
Rumah Silvie
Terdapat dalam kalimat “Burhan dan keluarganya sampai dirumah
Silvie”
·
Masjid Al-Firdaus Jagakarsa
Terdapat dalam kalimat “Sejurus kemudian sedan itu sudah
meluncur di jalan raya menuju Masjid Al-Firdaus Jagakarsa, dimana tabligh akbar
diadakan”
·
Ruang tamu rumah Syamsul
Terdapat dalam kalimat “Pembicaraan di ruang tamu rumah
Syamsul berlangsung hangat”
·
Kamar Silvie
Terdapat dalam kalimat “Di dalam kamar sebuah rumah mewah di
illa Gracia, Parung, Nampak Silvie sedang sujud di balut mukena putihnya”
·
Butik busana muslim
Terdapat dalam kalimat “Syamsul diminta Silvie untuk datang
kesebuah butik busana muslim di daerah
Kemang, Jakarta Selatan”
·
Meja makan
Terdapat dalam kalimat “Bu Bambang melihat Syamsul masih
melamun di meja makan”
·
Teras Rumah
Terdapat dalam kalimat “Pagi itu Syamsul sedang membaca Koran di teras rumahnya”
·
Auditorium Pesantren Marabi’ul
Qur’an
Terdapat
dalam kalimat “Wajah-wajah cantik dan anggun berbalut jjilbab itu menyemut
memenuhi Auditorium Pesantren Manabi’ul Qur’an”
2.6
Diksi
Diksi, dalam arti aslinya, merujuk pada
pemilihan kata dan gaya ekspresi oleh penulis
atau pembicara.
Di dalam novel Dalam Mihrab
Cinta terdapat banyak kata-kata yang
menggunakan bahasa daerah, yaitu bahasa Jawa.
Terdapat dalam kalimat:
-
“Tenang
mbak. Ojo wedi! Jangan takut.”
-
“Podho-podho dihakimi massa. Iya tooo?!”
-
“Benjote yo podho…larane yo
podho…!”
-
“Hei ari-arine Neng Nur Fadhilah
mereneo. Aku wis nunggu sliranmu!”
2.7
Amanat
Amanat adalah pesan yang ingin
disampaikan pengarang kepada pembaca. Di dalam novel ini amanat yang
dipergunakan adalah secara implisit yaitu pengarang mengemukakan pesannya
secara tidak langsung.
Amanat yang terdapat dalam novel
Dalam Mihrab Cinta adalah jangan pernah menilai orang dari luarnya saja, dan
jangan pernah menghakimi seseorang dengan semena-mena. Harusnya diselidiki
terlebih dahulu apakah orang itu benar-benar bersalah atau tidak. Dan sebagai orang tua, harusnya bisa
lebih percya dengan anaknya sendiri.
2.8
Berakhir/Ending
Akhir dari cerita ini adalah duka
cita. Karena wanita yang didambakan Syamsul yaitu Silvie meninggal dunia. Dan
setelah itu ternyata Zizi melamar
Syamsul. Dan akhirnnya mereka menikah, dan berakhir dengan kebahagian.
BAB III
3.1
Kesimpulan
Jangan
pernah menilai orang dari luarnya saja, dan jangan pernah menghakimi seseorang
dengan semena-mena. Harusnya diselidiki terlebih dahulu apakah orang itu
benar-benar bersalah atau tidak. Dan
sebagai orang tua, harusnya bisa lebih percya dengan anaknya sendiri.
Selain
itu dengan adanya makalah ini, kita telah mengetahui unsure-unsur apa saja yang
terdapat dalam novel Dalam Mihrab Cinta karya Habiburrahman El-Sharizy
3.2
Saran
Saran
dari saya adalah, seharusnya setiap ada bahasa Jawa, terdapat catatan kaki yang
menjelaskan apa arti tentang dari bahasa Jawa tersebut. Karena tidak semua
pembaca mengerti bahasa Jawa.
Daftar Pustaka
Pedoman
Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang
Disempurnakan.
Jakarta: Balai
Pustaka, 2005.
, dan Anton M. Moeliono, Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. 2003.
El-Shirazy, Habiburrahman. Dalam
Miheab Cinta. Jakarta: Ihwah Publishing. 2010.
makasih udah bantuin nyelesaiin PR gue :D
BalasHapusmakasih banget deh kak... sangat sangat mbantu saya
BalasHapusKk unsur ekstrinsik dari film dalam mihrab cinta apa ya?
BalasHapus